KISAH SUNAN KUDUS (Ja'far Sodiq)
Nasab Sunan kudus
Segala Puji
Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang
tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal
kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan
ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog
ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga
kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Amin.
Berikut adalah nasab atau
Silsilah Syekh Jafar Sadiq Al-Huseini (
Sunan Kudus “Wali Songo” ) Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW:
·
Siti Fatimah ( Istri Sayyidina Ali R.A )
·
Sayyid Husein Assabti
·
Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
·
Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
·
Jafar Siddiq Al-Huseini ( Irak )
·
Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
·
Muhammad An-Naqib Al-Huseini
·
Isa Al-Rumi / Al-Azraq / An-Naqib Al-Huseini
·
Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
·
Ubaidillah Al-Huseini
·
Alawi Al-Huseini
·
Muhammad Al-Huseini
·
Alawi Al-Huseini
·
Ali Khali' Qasam Al-Huseini
·
Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
·
Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
·
Abdul Malik Al-Huseini ( India dari Hadramaut )
·
Abdullah Khan Al-Huseini
·
AhmadJ jalal Shah Al-Huseini
·
Amaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
·
Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
·
Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini ( Sunan Ampel
Denta "Wali Songo" )
·
Sayyid Jafar Sadiq Al-Huseini ( Sunan Demak "Wali
Songo" ).
Babad Tanah Jawi (selanjutnya disebut BTJ) adalah terjemahan dari
Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegiing Taoen 1647
yang disusun oleh W. L. Olthof di Leiden, Belanda, pada tahun 1941. Seperti
pada pengertian babad pada umumnya, di sini terdapat cerita-cerita tentang
pendirian sebuah negara (kerajaan) dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
seputar kerajaan tersebut.
“Orang di tanah Jawa taat serta menganut agama Islam. Mereka
bermusyawarah akan mendirikan masjid di Demak. Para wali saling berbagi tugas,
semua sudah siap sedia. Hanya Sunan Kali Jaga yang masih ketinggalan, bagian
garapannya belum berbentuk, sebab sedang tirakat di Pamantingan. Sekembalinya
ke Demak, masjid sudah akan didirikan. Sunan Kali Jaga segera mengumpulkan
sisa-sisa kayu bekas sudah menjadi tiang.Pagi harinya tanggal 1 bulan
Dulkangidah masjid didirikan dengan sengkalan tahun 1428. Kiblat di masjid
searah dengan ka’bah di Mekkah. Penghulunya Sunan Kudus. Setelah beberapa Jumat
berdirinya masjid tadi, ketika para wali sedang berdzikir bersama di masjid
itu, Sunan Kudus duduk khusuk bertafakur di bawah beduk, tiba-tiba ada
bungkusan jatuh dari atas-buku kulit kambing, di dalamnya ada sajadah serta
selendang Kanjeng Rasul.”
“Pada waktu
itu banyak orang Jawa yang belajar agama Islam, kedigdayaan, dan kekuatan
badan. Ada dua orang guru yang terkenal, yaitu Sunan Kali Jaga dan Sunan Kudus.
Sunan Kudus itu muridnya tiga orang, yaitu Arya Penansang di Jipang, Sunan
Prawata, dan Sultan Pajang. Yang paling disayang adalah Arya Penansang. Waktu
itu Sunan Kudus sedang duduk-duduk di rumahnya dengan Pangeran Arya Penansang,
Sunan Kudus berkata kepada Arya Penansang, “Orang membunuh sesama guru itu,
hukumnya apa?” Perlahan jawab Arya Penangsang, “Hukumnya harus dibunuh, tetapi
saya belum tahu siapa yang berbuat demikian itu.” Sunan Kudus berkata,”Kakakmu
di Prawata.” Arya Penansang setelah mendengar perintah Sunan Kudus, bersedia
membunuh Sunan Prawata. Ia lalu mengutus abdi pengawalnya bernama Rangkud dan
diperintah untuk membunuh Sunan Prawata. Rangkud lalu berangkat. Sesampai di
Prawata ketemu dengan Sunan Prawata yang sedang sakit dan bersandar pada
istrinya. Setelah melihat Rangkud Sunan Prawata bertanya, “Kamu itu orang
siapa?” Rangkud menjawab, “Saya adalah utusan Arya Penansang, memerintahkan
untuk membunuhmu.” Sunan Prawata berkata, “Ya, terserah, tetapi saya sendiri
sajalah yang engkau bunuh, jangan mengikutkan orang lain.” Rangud lalu menusuk
sekuat-kuatnya. Dada Sunan Prawata tembus sampai ke punggungnya serta menembus
dada istrinya. Sunan Prawata setelah melihat istrinya terluka, segera mencabut
kerisnya yang bernama Kyai Betok, lalu dilemparkan ke Rangkud. Si Rangkud
tergores oleh kembang kacang (hiasan pada pangkal keris), ia jatuh di tanah
lalu tewas. Sunan Prawata dan isterinya juga meninggal dunia. Meninggalnya
ber-sinengkalan tahun 1453. Arya Penangsang begitu tega membunuh Sunan Prawata
sebab ayahnya juga dibunuh oleh Sunan Prawata, saat pulang dari sholat Jum'at.
Ia dicegat di tengah jalan oleh utusan Sunan Prawata bernama Sura Yata. Ki Sura
Yata tadi juga sudah dibunuh oleh teman ayahnya Arya Jipang.
Silahkan baca cerita sunan lainnya disini
Artikelnya bermanfaat buat saya, visit juga ya http://umrah-dengan-hati.blogspot.com/
BalasHapus