KISAH SUNAN KUDUS (Ja'far Sodiq)
Segala Puji
Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang
tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal
kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan
ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog
ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga
kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Amin.
Cerita Rakyat
Ada cerita rakyat di
Kudus tentang 'apa sebab masyarakat Kudus sampai sekarang tidak menyembelih
sapi'?. Sebelum kedatangan Islam, daerah Kudus dan sekitarnya merupakan Pusat
Agama Hindu. Dahulu Sunan Kudus ketika dahaga pernah ditolong oleh seorang
pendeta Hindu dengan diberi air susu sapi. Maka sebagai rasa terima kasih,
Sunan Kudus waktu itu melarang menyembelih binatang sapi dimana dalam agama
Hindu, sapi merupakan hewan yang dimuliakan.
Hari Jadi Kota Kudus
Hari Jadi Kota Kudus
di tetapkan pada tanggal 23 September 1549 M dan diatur dalam Peraturan Daerah
(PERDA) No. 11 tahun 1990 tentang Hari Jadi Kudus yang di terbitkan tanggal 6
Juli 1990 yaitu pada era Bupati Kolonel Soedarsono. Hari jadi Kota Kudus
dirayakan dengan parade, upacara, tasyakuran dan beberapa kegiatan di Al Aqsa /
Masjid Menara yang dilanjutkan dengan ritual keagamaan seperti doa bersama dan
tahlil.
Sejarah Kota Kudus
tidak terlepas dari Sunan Kudus. Karena keahlian dan ilmunya, maka Sunan Kudus
diberi tugas memimpin para Jamaah Haji, sehingga beliau mendapat gelar “Amir
Haji” yang artinya orang yang menguasai urusan para Jama’ah Haji. Beliau pernah
menetap di Baitul Maqdis untuk belajar agama Islam. Ketika itu disana sedang
berjangkit wabah penyakit, sehingga banyak orang yang mati. Berkat usaha Ja’far
Shoddiq, wabah tersebut dapat diberantas. Atas jasa-jasanya,
maka Amir di Palestina memberikan hadiah berupa Ijazah Wilayah, yaitu pemberian
wewenang menguasai suatu daerah di Palestina. Pemberian wewenang tersebut
tertulis pada batu yang ditulis dengan huruf arab kuno, dan sekarang masih utuh
terdapat di atas Mihrab Masjid Menara Kudus.
Peran Sunan Kudus
Sunan Kudus memohon
kepada Amir Palestina yang sekaligus sebagai gurunya untuk memindahkan wewenang
wilayah tersebut ke pulau Jawa. Permohonan tersebut dapat disetujui dan Ja’far
Shoddiq pulang ke Jawa. Setelah pulang, Ja’far Shoddiq mendirikan Masjid di
daerah Kudus pada tahun 1956 H atau 1548 M. Semula diberi nama Al Manar atau
Masjid Al Aqsho, meniru nama Masjid di Yerussalem yang bernama Masjidil Aqsho.
Kota Yerussalem juga disebut Baitul Maqdis atau Al-Quds. Dari kata Al-Quds
tersebut kemudian lahir kata Kudus, yang kemudian digunakan untuk nama kota
Kudus sekarang. Sebelumnya mungkin bernama Loaram, dan nama ini masih dipakai
sebagai nama Desa Loram sampai sekarang. Masjid buatan Sunan Kudus tersebut
dikenal dengan nama masjid Menara di Kauman Kulon. Sejak Sunan Kudus bertempat
tinggal di daerah itu, jumlah kaum muslimin makin bertambah sehingga daerah
disekitar Masjid diberi nama Kauman, yang berarti tempat tinggal kaum muslimin.
Akhirnya saya sebagai
penulis hanya bermohon kepada Allah swt, semoga dijadikan bagian dari bangunan
dakwah yang kelak akan mengantarkan Islam kembali menjadi Ustadziatul’alam,
Kebenaran itu hanya datang dari Allah, maka jangan sekali-kali kita ragu untuk
mengambilnya sedang yang salah adalah datang dari diri penulis pribadi.
Silahkan Baca kisa-kisah sunan lainnya disini
Artikelnya bermanfaat buat saya, visit juga ya http://adab--agama-kita.blogspot.com/
BalasHapus