KISAH SUNAN DRAJAT
(Syarifudin)
Ajaran Sunan Drajad Yang Terkenal
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam.
Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga
serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari
kiamat.
Sunan
Drajat menggunakan beberapa strategi dakwah dakwah bil-hikmah, antara lain yang
khas dari beliau adalah melalui media kesenian tradisional tembang pangkur
dengan iringan gending Jawa. Terbukti dengan cara ini beliau bisa lebih mudah
melakukan aktifitas dakwahnya. kanjeng Sunan Drajat yang mempunyai nilai
filosofis yang tinggi dan patut ditauladani oleh anak bangsa, karena didalamnya
sarat akan pembelajaran untuk mengembangkan kepedulian terhadap sesama manusia.
Diantara ajaran beliau yang terkenal adalah sebagai
berikut :
·
Menehono teken marang wong wut
·
Menehono mangan marang wong kan luwe
·
Menehono busono marang wong kang mudo
·
Menehono ngiyub marang wong kang kudanan
maksudnya adalah
sebagai berikut :
·
Berilah petunjuk kepada orang bodoh ( buta )
·
Sejahterakanlah kehidupan rakyat yang miskin (
kurang makan )
·
Ajarkanlah budi pekerti ( etika ) kepada orang
yang tidak tahu malu
·
atau belum punya beradaban tinggi.
·
Berilah perlindungan kepada orang-orang yang
menderita atau ditimpa bencana.
Ajarannya
ini sangat supel, siapapun dapat mengamalkan sesuai dengan tingkat dan
kemampuan masing-masing. Bahkan pemeluk agama lainpun tidak berkeberatan untuk
mengamalkannya. Di samping terkenal sebagai seorang Wali yang berjiwa dermawan
dan social, beliau juga dikenal sebagai anggota Wali Songo yang turut serta
mendukung dinasti Demak dan ikut pula mendirikan Masjid Demak. Simbol kebesaran
ummat Islam pada waktu itu. Di bidang kesenian, disamping terkenal sebagai ahli
ukir, beliau juga pertama kali yang menciptakan Gending Pangkur.Hingga sekarang
gending tersebut masih disukai rakyat Jawa.
Sunan
Drajad, demikian gelar Raden Qosim, diberikan kepadanya karena beliau bertempat
tinggal di sebuah bukit yang tinggi, seakan melambangkan tingkat ilmunya yang
tinggi, yaitu tingkat atau derajat para ulama’ muqarrobin. Ulama yang dekat
dengan Allah SWT. Kanjeng Sunan Drajat wafat dan dikebumikan di desa Drajad,
kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dekat dengan makam beliau
saat ini telah terbangun sebuah museum yang menyimpan benda-benda beberapa
peninggalan di jaman Wali Sanga. Khususnya peninggalan beliau di bidang
kesenian. Apabila anda berkenan maka pada sampai saat ini peninggalan tersebut
masih bisa dilihat dan dikunjungi oleh peziarah (wisatawan).
Akhirnya
saya sebagai penulis hanya bermohon kepada Allah swt, semoga dijadikan bagian
dari bangunan dakwah yang kelak akan mengantarkan Islam kembali menjadi
Ustadziatul’alam, Kebenaran itu hanya datang dari Allah, maka jangan
sekali-kali kita ragu untuk mengambilnya sedang yang salah adalah datang dari
diri penulis pribadi.
Terimakasih gan atas infonya yang bermanfaat ini, visit balik ya http://shalat-sunah-istisqa.blogspot.com/
BalasHapus