KISAH SUNAN MURIA ( Raden Syaid)
Segala Puji
Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang
tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal
kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan
ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog
ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga
kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Amin.
Gunung Muria adalah sebuah gunung di
wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten
Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara,
dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Dikawasan ini terdapat
tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di
kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis
pesanggrahan dimana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Di sini pulalah Sunan Muria dimakamkan. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus
dinamakan berdasarkan nama Bukit Moria dan kota Al-Qudus/Baitul
Maqdis/Yerusalem. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan
nama Masjid di Yerusalem
Membahas
penyebaran Islam di Indonesia tentulah tidak dapat dilepaskan dari peranan
Walisongo. Walisongo merupakan perintis dakwah Islam di Indonesia khususnya di
Jawa. Walisongo terdiri dari 9 wali, yang salah satunya adalah Sunan Muria.
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar
Said. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat
mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk
menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggal beliau di gunung
Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya di sebelah utara kota
Kudus. Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang,
nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap
mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk
menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
Makam
Sunan Muria terletak di desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Berlokasikan
di atas sebuah bukit. Sehingga para peziarah yang hendak berziarah harus
menapaki anak tangga sejauh -+ 500 meter. Di kiri kanan anak tangga berderet
kios para penjual makanan dan souvenir. Bagi yang tidak kuat mendaki anak
tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain bisa menghemat
energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang menarik.
Akhirnya saya sebagai
penulis hanya bermohon kepada Allah swt, semoga dijadikan bagian dari bangunan
dakwah yang kelak akan mengantarkan Islam kembali menjadi Ustadziatul’alam,
Kebenaran itu hanya datang dari Allah, maka jangan sekali-kali kita ragu untuk
mengambilnya sedang yang salah adalah datang dari diri penulis pribadi.
Silahkan baca kisah selanjutnya disini
infonya top gan, kunjungan baliknya ditunggu ya gan http://worship-umroh.blogspot.com/
BalasHapus